Page 11 - Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono - Emagz Solopos | Media Informasi dan Inspirasi
P. 11

III
                                                                                                                                                                            III
       SABTU KLIWON - MINGGU LEGI
       10-11 DESEMBER 2022





                  Asal Usul Dukuh Ringinanom di Sragen






                Tomblok Pariati
             Guru SMPN 1 Kedawung,
               Kabupaten Sragen

                i bagian selatan wilayah Ka-
                bupaten Sragen, Jl. Jambangan
                Batu Jamus KM 3, tepatnya
       Ddi Dukuh Ringinanom, Desa
       Karangpelem, Kecamatan Kedawung,
       tumbuh pohon besar dan kokoh. Pohon
       itu tidak lain adalah pohon beringin.
        Pohon itu tumbuh subur tinggi berdaun
       lebat dan sangat rindang. Karena pohon
       besar itu, tempat tersebut sangat cocok
       sebagai tempat berteduh dan melepas
       kepenatan dengan semilirnya angin
       sepoi-sepoi.
        Jika dari arah selatan, kita masuk
       lokasi melalui pintu gerbang di tepi
       jalan raya. Pohon beringin itu dikelilingi
       pagar tembok dengan ukuran 20 meter
       x 30 meter dengan tinggi pagar 2 meter.
       Bangunan pagar itu terkesan sudah lama
       terbengkalai karena masyarakat setempat
       kurang memperhatikan keberadaannya.
        Bagian tengah pagar tersebut ditumbuhi                                                                                                                               Istimewa
       tiga pohon beringin berjajar. Masing-  Pohon beringin besar di Dukuh Ringinanom, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Foto diambil beberapa waktu lalu.
       masing pohon memiliki diameter sekitar
       5 meter dan tinggi sekitar 25 meter.  warga yang percaya dengan keberadaan  ayam goreng, tahu goreng, tempe  berhak memilih hadiah di atas batang  di tempat tersebut dan membuat ulah
       Akar-akar gantung pohon itu menjuntai  danyang pohon beringin tersebut. Bahkan  goreng, serundeng, rempeyek, kerupuk,  pinang yang dipanjat.  seperti berbicara kotor atau mengganggu
       ke bawah, bahkan sebagian menembus  kadang-kadang tempat itu digunakan  mi goreng, dan sayur kentang. Tak   Sampai sekarang pohon beringin itu  pohon tersebut. Sesampainya rumah,
       tanah menjadi pohon baru.         untuk  nyadran atau kenduri setelah  ketinggalan jajanan tradisional seperti  masih diuri-uri karena dianggap langka  anak tersebut menderita sakit panas
        Mbah Kamidi, warga setempat, pada  tanam padi. Warga membawa masakan  jadah, ceriping, wajik, dan lain-lain.  oleh masyarakat setempat. Di samping  sampai mengigau.
       14 Agustus 2022 lalu, menuturkan  yang diolah dari hasil bumi mereka  Semua itu dibawa untuk memperlihatkan  langka, pohon tersebut termasuk juga   Saat itu, ada orang yang menyarankan
       pohon beringin itu sudah tumbuh sejak  untuk didoakan bersama-sama. Doa  rasa syukur warga kepada Sang Pencipta.  memberikan manfaat. Saat hujan badai  agar anak tersebut meminta maaf kepada
       zaman pemerintah kolonial Belanda.  dipimpin oleh orang yang dianggap                                  tiba, pohon tersebut dapat berfungsi  Eyang Kontalan Citro Kusumo sebagai
       Menurutnya, penjaga pohon itu dikenal  tua atau sesepuh desa.        Hiburan Warga                     sebagai perisai bagi warga yang tinggal  penunggu pohon beringin. Konon, setelah
       sebagai Eyang Kontalan Citro Kusumo   Setelah doa bersama, warga yang   Disamping mengadakan kenduri,  di sekitarnya.                     meminta maaf, anak tersebut sembuh.
       dan dianggap danyang pohon beringin.  membawa makanan tersebut mengambil  mereka juga menggelar acara hiburan   Pohon beringin dapat menangkal  Entah benar atau tidak, cerita itu masih
        Masyarakat sekitar menganggap  ranting dan daun pohon untuk dibawa ke  dengan pentas reog dan panjat pinang  angin kencang karena memiliki akar  beredar di kalangan warga setempat.
       Eyang Kontalan sebagai danyang yang  sawah. Ranting dan daun itu diletakkan  agar lebih meriah. Panjat pinang  yang kuat, berdaun rimbun, dan batang   Karena keberadaan pohon beringin
       baik karena tidak suka mengganggu  di bagian hulu sawah dengan harapan  dilaksanakan pada Jumat Pon. Seperti  serta rantingnya sangat kuat. Di samping  itu, masyarakat setempat memberi nama
       lingkungan asal tidak dijahili. Pada  tanaman padi tumbuh subur, terhindar  saat peringatan kemerdekaan RI, panjat  pohon beringin, tumbuh juga pohon  dukuh tersebut dengan Ringinanom
       zaman Belanda, kawasan itu dijadikan  dari hama, dan hasilnya melimpah ruah.  pinang ini dilakukan dengan batang  mengkudu.               yang berarti pohon beringin yang kokoh
       tempat transaksi jual-beli atau pasar   Disamping  nyadran, warga juga  pinang atau bambu yang dihaluskan   Berdasarkan berbagai studi, buah  dan kuat. Enom berarti rindang, muda,
       hasil bumi dan sayuran.           mengadakan  rasulan atau kenduri  dan dibuang kulitnya. Setelah bersih,  mengkudu dapat dimanfaatkan sebagai  berdaun lebat, hijau, sejuk, dan asri.
        Karena kalah bersaing dengan Pasar  besar yang diadakan setelah panen  batang bambu atau pinang dilumuri  obat tradisional seperti untuk terapi   Sampai sekarang pohon beringin
       Jambangan yang lebih lengkap dan  raya. Warga membawa masakan dari  pelumas agar licin.                bagi penderita hipertensi. Selain sebagai  tersebut masih dijaga kebersihannya
       besar, akhirnya pasar di dekat pohon  hasil bumi mereka ke bawah pohon   Bagian atas batang pinang atau  obat, pada zaman dahulu buah itu juga  meskipun tembok pembatas tak terlalu
       beringin itu bubar atau tidak bertahan  beringin itu untuk didoakan bersama-  bambu dihias dan diberi tempat untuk  dimakan sebagai campuran untuk membuat  terawat. Pada waktu-waktu tertentu seperti
       lama. Kini, sebelah utaranya pohon  sama. Masakan yang dibawa lebih banyak  menaruh berbagai hadiah berupa pakaian,  rujak. Daunnya dapat dimasak sebagai  Bulan Muharam, sebagian orang yang
       tersebut berdiri sebuah tempat usaha  dan lengkap karena rasulan adalah pesta  makanan, jajanan, dan lainnya. Setelah  sayur untuk menambah stamina.  masih percaya terhadap mitos penunggu
       pencetakan batako yang dikelola warga  setelah panen yang melimpah ruah.  lengkap, batang itu didirikan di tengah   Pada zaman dahulu, warga setempat juga  pohon mengirim sesaji dan membacakan
       setempat.                           Makanan yang dibawa terdiri atas  perkampungan atau tepat di perempatan  percaya pada keampuhan penunggu pohon  mantra. Tujuannya agar danyang pohon
        Sampai sekarang masih ada sebagian  nasi beserta lauk-pauk lengkap, seperti  jalan. Pemanjat yang menjadi juara  beringin. Konon, ada anak yang bermain  merasa diperhatikan dan senang.


                   Mitos Malam Jumat Wage di Pilangsari






                  Surahman

           Guru SMPN 1 Karangmalang,
               Kabupaten Sragen


              erminal Pilangsari, Sragen,
              pada malam Jumat Wage sering
              diwarnai kejadian aneh. Warga
       Tdi sekitar terminal terkadang
       melihat penampakan. Berdasarkan cerita
       yang beredar di kalangan warga sekitar
       terminal, kali terakhir ada seorang sopir
       angkot melihat penampakan itu belum
       lama ini.
        Kata orang, hari itu sang sopir untuk
       kali pertama kembali bekerja sudah
       beberapa hari tidak mengoperasikan mobil
       angkotnya. Kebetulan malam itu adalah
       malam Jumat Wage dan dia mangkal
       di pos angkot Terminal Pilangsari. Dia
       sudah dinasehati oleh teman-temannya
       agar tidak mangkal di terminal itu,
       namun tidak menghiraukannya.
        Menjelang petang, dia tetap nekat
       menjalankan mobil angkotnya. Pada
       pukul 18.00 WIB, sopir bernama Joni
       tersebut berangkat menuju ke Terminal                                                                                                                             Espos/Tri Rahayu
       Pilangsari dengan mengajak anak laki-  Kawasan parkir bus AKAP di Terminal Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Jumat (4/11/2022).
       lakinya yang masih bocah. Di sana,
       dia menunggu penumpang yang turun   menit berselang, tepatnya pukul 00.10  kawasan hutan, tiba-tiba penumpang itu  Namun, jalan yang rusak membuat mobil  di bawah tiang lampu yang menyala
       dari bus-bus Sumber Selamat jurusan   WIB, yang mereka tunggu-tunggu tiba.  merintih minta tolong. “Tolong, tolong,  angkot itu berjalan lambat. Sedangkan  terang itu. Saat sadar, anaknya menangis
       Surabaya-Solo-Jogja.              Sebuah bus  Sumber Selamat masuk  tolong, tolooong,” kata perempuan itu  di belakang, rintihan perempuan itu  melihat kondisinya yang kelelahan. Saat
        Lama bus-bus tersebut tidak kunjung   terminal.                     sebagaimana diceritakan banyak orang.  terus berulang dan semakin keras. Saat  itu, datanglah seorang laki-laki pencari
       masuk ke terminal. Dengan hati yang   Bus masuk ke dalam terminal begitu   Semakin lama, semakin keras suara  melihat kaca spion kanan, kepala itu  katak yang menyapanya. Orang itu
       sabar, dia terus menunggunya hingga larut   cepat. Setelah bus berhenti, para penumpang  penumpang itu. Hati Joni terketuk  juga melirik ke arah Joni.  mengantar Joni ke puskesmas terdekat.
       malam. Joni dan anaknya memutuskan   dengan tujuan akhir Sragen pun turun.  mendengar suara rintihan itu. Joni   Tak lama kemudian, hujan turun   Cerita pengalaman Joni itu memang sulit
       untuk menunggu penumpang di sebuah   Di antara segelintir penumpang bus itu,  menoleh ke belakang dan saat itulah  rintik-rintik disertai petir mengiringi  dibuktikan kebenarannya. Namun, cerita
       warung hik yang berjualan teh dan kopi   ada seorang perempuan cantik berambut  dia mendapati pemandangan yang  perjalanan. Setelah perjalanan panjang  mistis serupa sebenarnya bermunculan
       panas. Mereka memesan kopi kepada   panjang. Joni mendatanginya untuk  membuatnya kaget.               itu, terdengar suara seperti tangisan bayi  di berbagai tempat, khususnya kawasan-
       pemilik warung untuk menghangatkan   menawarkan tumpangan.                                             yang baru dilahirkan ibunya. Pikiran  kawasan yang sepi pada malam hari.
       badan.                              “Mau kemana, Mbak? Ngojek, angkot,  Pengalaman                     Joni semakin kacau namun dia tak    Sama dengan cerita Joni, cerita-cerita
        Malam itu suasana terminal terasa   atau gimana, Mbak?” tanya Joni kepada   Menurut penuturan warga, saat itu  berani menoleh lagi ke belakang.  tentang makhluk gaib itu juga sulit
       sepi. Joni dan anaknya terus menyeruput   si penumpang perempuan itu. Terjadilah  Joni melihat kepala manusia tergeletak   Tiba-tiba di depan mobil muncul orang  dibuktikan kebenarannya. Bisa jadi cerita
       kopi panas demi menghabiskan waktu.   tawar-menawar ongkos angkot yang  di lantai mobil angkot disertai darah  tua yang mondar mandir mengenakan  itu berdasarkan fakta yang didramatisasi,
       Namun, sampai pukul 23.00 WIB, bus   akan mengantarkan perempuan itu  berceceran dengan bahu anyir. Kepala  pakaian serba hitam. Tak jauh dari  namun bisa juga menggambarkan
       yang mereka nantikan ternyata tak   ke tempat tujuan. Tujuan penumpang  itu menjulurkan lidah yang panjang  sana ada lampu menyala tanda ada  pengalaman spiritual seseorang yang
       kunjung datang                    itu kali ini sangat jauh, yakni masuk  hingga di bawah dagu. Joni tak mampu  kehidupan. Lampu itu berada di sebuah  belum tentu dialami orang lain.
        Malam kian larut dan bel terminal   wilayah Kabupaten Grobogan, tepatnya  menjerit dan hanya bisa berzikir dalam  perempatan dan Joni memutuskan   Yang jelas, cerita-cerita itu cukup menjadi
       berbunyi. “Thong, thong, thong, thong,”   sekitar Purwodadi.         hati. Sementara anaknya yang duduk  berhenti di sana.                khazanah budaya lisan masyarakat. Ini
       terdengar bunyi lonceng sampai      Jalur Sragen menuju Purwodadi  di kursi kiri depan juga ikut berdoa   Setelah itu, tak jelas lagi bagaimana  bukan untuk dipercayai apalagi menjadi
       dua belas kali pertanda jam sudah   melintasi kawasan hutan yang gelap  sebisanya.                     nasib perempuan yang menghantui Joni  dasar untuk mendekati atau menjauhi
       menunjukan pukul 24.00 WIB. Sepuluh   pada malam hari. Sesampainya di   Joni tetap menginjak pedal gasnya.  sepanjang jalan. Joni tiba-tiba lemas  tempat tertentu
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16